Kamis, 17 Maret 2011

Tsunami Landa Jepang, Miyabi Hilang?

Bintang film hot terkemuka asal Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi, tidak diketahui keberadaannya setelah Jepang dilanda gempa bumi dan tsunami Jumat kemarin. Produser film yang pernah dibintangi Miyabi di Indonesia masih sulit menghubungi dia.

"Saya dengar kabar tentang hilangnya Miyabi jam tiga sore Jumat kemarin. Saya kontak manajemen Miyabi, tapi belum bisa saat ini. Saya terus SMS, saya dapat kabar dari teman saya, Miyabi belum ditemukan. Terus terang saya sangat khawatir sekali," ujar Ody Mulya, produser Maxima Pictures, saat dihubungi VIVAnews, Sabtu 12 Maret 2011.

Ody mengaku prihatin dengan bencana yang menimpa Jepang saat ini, dirinya juga berharap tidak ada apa apa dengan artis favoritnya tersebut. "Saya sudah SMS dan email ke akun Facebook Miyabi, tapi belum ada balasan. Saya berharap Miyabi baik-baik saja, saya akan coba terus kontak pihak sana,"ujar Ody.

Dia mengungkapkan bahwa aktris berusia 25 tahun itu akan kembali bermain dalam dua film baru dan telah mengikat kontrak. "Dia akan syuting pertengahan tahun ini, jadi saya banyak doa dan berharap tidak terjadi apa apa pada Miyabi," ujar Ody.

Memulai karir film di usia belia, Miyabi telah membintangi dua film di Indonesia garapan Maxima Production, yaitu "Menculik Miyabi" dan "Hantu Tanah Kusir."

Detik - Detik Ledakan Bom Utan Kayu

Asteroid Seukuran Rumah Lintasi Bumi

Sebuah asteroid dengan ukuran kurang lebih sebesar rumah melintasi Bumi pada 16 Maret 2011, pukul 21.49 GMT. Menurut NASA, asteroid itu melintas hanya satu hari setelah terdeteksi sedang bergerak mendekati planet Bumi.

Untungnya, asteroid kecil bernama 2011 EB74 itu hanya memiliki ukuran panjang sekitar 14 meter dan tidak berpotensi untuk menabrak Bumi. Sebab, ukuran asteroid itu membuatnya tidak akan mampu menembus atmosfir dan akan habis terbakar sebelum jatuh di permukaan Bumi.

Asteroid itu juga hanya melintas dengan jarak yang aman yakni sekitar 203 ribu mil atau 326.696 kilometer saat berada di posisi terdekatnya dengan Bumi. Sebagai gambaran, jarak rata-rata Bumi dengan bulan mencapai 238 ribu mil atau 382.900 kilometer.

Astronom menemukan asteroid ini saat menjalankan proyek Catalina Sky Survey, sebuah proyek yang digagas oleh University of Arizona untuk mencari objek tak dikenal yang berada di dekat Bumi seperti asteroid dan komet.

“Dengan ukuran hanya 14 meter, 2011 EB74 tidak masuk dalam kategori asteroid berbahaya,” kata juru bicara Asteroid Watch, seperti dikutip dari Space, Kamis 17 Maret 2011. “Asteroid ini juga sulit dilihat oleh pengamat kecuali jika mereka merupakan astronom dan memiliki peralatan pemantau yang tepat.”

Temuan terakhir asteroid yang melintasi Bumi melengkapi temuan-temuan sebelumnya, di mana sebongkah batu luar angkasa nyaris bersinggungan dengan Bumi. Seperti diketahui, 14 Februari lalu, sebuah asteroid berukuran sebesar mobil “menyerempet” planet Bumi.

Sebelumnya, sebuah batu kecil memecahkan rekor sebagai objek luar angkasa yang melintas paling dekat dengan Bumi tanpa masuk ke atmosfir. Ia melintas pada jarak hanya 3.400 mil atau 5.471 kilometer dari Bumi pada 4 Februari lalu.

Rekor jumlah asteroid terbanyak yang melintas dalam waktu yang berdekatan adalah pada 29 Januari 2011. Pada malam itu, mendadak ada 19 asteroid melintas dekat planet Bumi.

Saat ini, astronom NASA dan ilmuwan lain secara rutin memonitor langit untuk menemukan asteroid atau komet lain yang bergerak melintas atau berpotensi menabrak Bumi.

Selasa, 08 Maret 2011

Temuan NASA Soal Fosil Alien Keliru

VIVAnews - Seorang ilmuwan NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) menyatakan telah menemukan fosil bakteri di meteorit. Namun, atasannya sendiri justru membantah klaim tersebut.

Sebagaimana disiarkan VIVAnews sebelumnya, seorang ilmuwan bernama Richard B Hoover, menunjukkan bukti adanya makhluk hidup dalam meteorit.

Peneliti dari Pusat Penerbangan Marshall NASA itu mengklaim bahwa ia dan timnya menemukan bukti makhluk hidup berupa fosil bakteri langka, yang hidup di dalam bongkahan batu dari luar angkasa itu. Citra ini diperolehnya dengan menggunakan mikroskop. Ia mengira bahwa fosil bakteri kecil itu adalah cyanobacteria. Tapi, ternyata keliru.

Sekadar diketahui, Cyanobacteria merupakan bakteri biru-hijau yang masuk golongan bakteri autotrof fotosintetik. Dia dapat menghasilkan makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari secara kimia.

Laporan tersebut kini lantas dihentikan perluasannya oleh NASA, meski sempat dipublikasikan Jumat lalu di salah satu jurnal online eksentrik: Journal of Cosmology.

Akibat kecorobohan Hoover, NASA mulai memperhitungkan pekerjaannya. Senin kemarin, Paulus Hertz, kepala direktorat misi NASA mengatakan bahwa NASA tidak dapat berdiri di belakangnya dan mendukung klaim ilmiah tersebut.

"Kami tidak dapat mendukung klaim ilmiah sampai benar-benar dikaji secara menyeluruh dan memenuhi syarat ... Kami bahkan tidak mengetahui pengajuan kertas ke Journal of Cosmology atau publikasi yang terjadi belakangan ini," kata Hertz.

Menanggapi isu ini, Journal of Cosmology pun turut buka mulut. Media publikasi yang berusia 2 tahun itu mengklaim bahwa publikasi itu telah diuji bersama ilmuwan (peer-reviewed).

Pada kasus ini, editor jurnal mengatakan artikel yang dikirimkan Hoover telah melalui kritik dari 100 ilmuwan terkemuka dan layak dimasukkan dalam jurnalnya. Dalam penelitian ilmiah normal, peer-review dibutuhkan untuk sebelum diterbitkan untuk menjamin keakuratan.

Israel Minta Tambahan Dana Dari AS

Pergolakan dan pergantian kepemimpinan di beberapa negara Timur Tengah membuat Israel khawatir. Karena itu, Israel meminta tambahan dana lagi sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp175 triliun dari Amerika Serikat untuk meningkatkan kemampuan militer dan pertahanannya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, kepada kantor berita The Wall Street Journal, Senin, 7 Maret 2011. Barak mengatakan bahwa pergolakan di Tunisia, Mesir, Libya, dan beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah adalah pergerakan menuju negara Arab modern.
Namun, Barak khawatir perubahan kepemimpinan yang berdasarkan pilihan rakyat, serta usaha pemerintah untuk memenuhi semua tuntutan rakyat, dapat mengganggu hubungan Israel dengan negara-negara tersebut.
Dia mencontohkan, tekanan publik di Mesir terhadap pemimpin baru dapat saja mengganggu kesepakatan damai antara kedua negara tahun 1979. Ditambah lagi, dengan ancaman dari beberapa negara di kawasan, seperti Iran dan Suriah, yang sepertinya masih aman dari gejolak revolusi.
Didasari atas hal itu, Barak menyatakan bahwa sudah saatnya AS menambah suntikan dana bagi keamanan Israel. “Masalah bantuan militer untuk Israel semakin penting bagi kami, dan saya yakin juga penting bagi kalian [AS],” ujar Barak. “Sangatlah bijak jika menambah dana lagi sekitar US$20 miliar untuk meningkatkan keamanan Israel bagi generasi selanjutnya."
Barak menambahkan, "Israel yang lebih kuat dan bertanggungjawab dapat menjadi penstabil di wilayah yang bergolak ini.”
Menurut catatan The Wall Street Journal, pemerintah Israel menghabiskan sembilan persen dari produk nasional bruto untuk pertahanan, atau sekitar US$17 miliar (Rp149 triliun). AS menyumbang untuk pertahanan Israel sebesar US$3 miliar (Rp26 triliun) setiap tahunnya.
Krisis di Mesir dan beberapa negara lainnya mengundang kekhawatiran pemerintah Israel yang terletak di tengah-tengah negara-negara tersebut. Kekhawatiran semakin bertambah apabila pemerintahan baru merupakan bagian dari anggota organisasi Islam, seperti di Mesir dengan Ikhwanul Musliminnya. 
Jika Mesir mengubah dukungannya terhadap Israel setelah tidak lagi diperintah Mubarak, maka negara Zionis ini akan sendirian di kawasan Timur Tengah tanpa sekutu.