Karya : Ayu Nurfiyah
De Silminnisa atau yang biasa disapa De Silmi, merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Gadis yang sudah terbiasa dengan kemalasannya saat masa kanak-kanak kini harus belajar rajin ketika masa baligh menghampirinya. Seperti halnya remaja pada umumnya, De Silmi juga terserang virus merah jambu pada seorang pemuda mualaf bernama Nata yang kebetulan adalah tetangga barunya sendiri. Lama sering bertemu membuat perasaannya kepada Nata semakin menjadi-jadi. Segala hal untuk membuat Nata jatuh cinta telah diperjuangkannya termasuk memaksa sang umi membelikannya Handphone. Malang, sang Umi yang religius justru membelikan Baju muslimah untuknya dengan alasan prioritas. Meski awalnya menolak akhirnya De Silmi bersedia juga mengenakan baju muslimah.
Penampilan barunya yang berjilbab membuat De Silminnisa makin takut menyatakan perasaannya pada Nata. Hingga suatu ketika Anis, gadis tionghoa yang merupakan salah satu teman di sekolah De Silmi masuk ke dalam kisah De Silmi dan Nata. Anis lebih agresif dan terbuka soal perasaan. Tanpa sungkan dia mendahului De Silmi menyatakan cinta pada Nata. Kecemburuan De Silmi membuatnya mengenal rasanya patah hati. Di saat kehancuran hatinya, Sang Umi, satu-satunya orang tua yang dia miliki datang mengingatkannya akan cinta sejati yang abadi bahwa hanya jika De Silmi mencintai Allah diatas segalanya dia tidak akan tersakiti karena cintanya pasti terbalas oleh-Nya. Kesadaran itulah yang kemudian membawanya untuk belajar mencintai Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar